Psikotes menjadi salah satu tahapan krusial dalam
berbagai proses seleksi, baik di dunia kerja maupun pendidikan. Salah
satu alat psikotes yang sering digunakan adalah EPPS (Edwards Personal
Preference Schedule). Memahami bagaimana skoring EPPS bekerja bukan hanya
penting bagi psikolog atau HR, tetapi juga bagi Anda yang akan menghadapi tes
ini. Artikel ini akan membedah tuntas skoring EPPS, mulai dari landasan
teorinya hingga praktik interpretasinya.
Mengenal
EPPS: Mengukur Preferensi Personal
Sebelum
masuk ke skoring, mari kita pahami dulu apa itu EPPS. EPPS adalah instrumen
psikologi yang dirancang untuk mengukur 15 kebutuhan atau preferensi personal
berdasarkan teori kebutuhan Henry Murray. Preferensi ini antara lain:
- Achievement
(Prestasi): Kebutuhan untuk berprestasi, berhasil, dan mengatasi
rintangan.
- Deference
(Kepatuhan): Kebutuhan untuk mengikuti, memuji, dan bekerja sama dengan
orang lain.
- Order
(Keteraturan): Kebutuhan untuk teratur, rapi, dan sistematis.
- Exhibition
(Pamer): Kebutuhan untuk menarik perhatian dan menjadi pusat perhatian.
- Autonomy (Otonomi): Kebutuhan untuk mandiri, tidak
terikat, dan melakukan sesuatu sesuai keinginan sendiri.
- Affiliation
(Afiliasi): Kebutuhan untuk berteman, bersosialisasi, dan menjadi bagian
dari kelompok.
- Intraception
(Introspeksi): Kebutuhan untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
- Succorance
(Mencari Pertolongan): Kebutuhan untuk menerima bantuan dan dukungan.
- Dominance
(Dominasi): Kebutuhan untuk memimpin, mempengaruhi, dan mengendalikan
orang lain.
- Abasement
(Merendah): Kebutuhan untuk merasa bersalah, meminta maaf, dan menerima
kritik.
- Nurturance
(Memelihara): Kebutuhan untuk membantu, merawat, dan melindungi orang
lain.
- Change
(Perubahan): Kebutuhan untuk mencoba hal baru, berpetualang, dan
menghindari rutinitas.
- Endurance
(Ketahanan): Kebutuhan untuk menyelesaikan tugas, gigih, dan tidak mudah
menyerah.
- Heterosexuality
(Heteroseksualitas): Kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.
- Aggression
(Agresi): Kebutuhan untuk menyerang, menentang, dan menyalahkan orang
lain.
Setiap
preferensi ini disajikan dalam bentuk pasangan pernyataan, di mana Anda harus
memilih salah satu yang paling menggambarkan diri Anda. Ini membuat EPPS
menjadi tes pilihan paksa (forced-choice), yang bertujuan untuk mengurangi bias
sosial.
Teori di Balik Skoring EPPS:
Nilai Mentah dan Persentil
Skoring EPPS pada dasarnya melibatkan penghitungan berapa
kali Anda memilih pernyataan yang mewakili suatu kebutuhan atau preferensi. Hasilnya
adalah nilai mentah (raw score) untuk setiap dari 15 preferensi tersebut.
Namun, nilai mentah ini saja belum cukup untuk interpretasi.
Untuk
memahami posisi nilai mentah Anda dibandingkan dengan populasi umum, nilai
tersebut dikonversi ke dalam persentil. Persentil menunjukkan persentase orang
dalam kelompok normatif yang memiliki skor lebih rendah atau sama dengan skor
Anda. Misalnya, jika Anda mendapatkan persentil ke-75 untuk kebutuhan Prestasi,
itu berarti 75% dari kelompok normatif memiliki skor Prestasi yang sama atau
lebih rendah dari Anda.
Kunci
penting dalam skoring EPPS adalah konsistensi. EPPS memiliki skala khusus yang
disebut skala konsistensi (consistency scale). Skala ini dirancang untuk mendeteksi apakah Anda menjawab
dengan jujur dan konsisten. Jika skor konsistensi Anda rendah, hasil tes Anda
mungkin dianggap tidak valid. Ini karena beberapa pernyataan akan muncul lagi
dalam bentuk yang sedikit berbeda, dan jika jawaban Anda berubah, itu
menunjukkan inkonsistensi.
Praktik Skoring EPPS: Langkah
demi Langkah
Meskipun saat ini banyak platform digital yang melakukan
skoring secara otomatis, memahami proses manualnya akan membantu Anda
mengapresiasi kompleksitasnya:
1. Pengumpulan
Data: Setelah Anda menyelesaikan semua pertanyaan, lembar jawaban dikumpulkan.
2. Penghitungan
Nilai Mentah: Setiap pilihan yang Anda buat dikaitkan dengan salah satu dari 15
preferensi. Sebuah kunci jawaban digunakan untuk menghitung total pilihan untuk
setiap preferensi. Misalnya, jika Anda memilih 20 pernyataan yang terkait
dengan Prestasi, nilai mentah Anda untuk Prestasi adalah 20.
3. Penghitungan Skor Konsistensi: Sistem akan memeriksa
pasangan pernyataan yang diulang. Setiap kali Anda
memberikan jawaban yang konsisten untuk pasangan tersebut, Anda mendapatkan
poin.
4. Konversi
ke Persentil: Nilai mentah dari masing-masing 15 preferensi kemudian
dibandingkan dengan tabel norma yang relevan (misalnya, berdasarkan usia, jenis
kelamin, atau kelompok profesional). Tabel norma ini berisi data dari populasi yang besar dan representatif. Konversi
ini menghasilkan nilai persentil untuk setiap preferensi.
5. Penyusunan
Profil: Hasil skoring disajikan dalam bentuk profil grafik, di mana setiap
preferensi ditunjukkan dengan batang atau titik yang mewakili skor
persentilnya. Ini memudahkan untuk melihat preferensi mana yang menonjol dan
mana yang rendah.
Interpretasi
Hasil Skoring EPPS: Lebih dari Sekadar Angka
Interpretasi
hasil skoring EPPS memerlukan keahlian dan pemahaman psikologi yang mendalam.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam interpretasi:
- Lihat
Pola, Bukan Hanya Angka Tunggal: Jangan terpaku pada satu skor persentil
saja. Perhatikan bagaimana berbagai preferensi berinteraksi satu sama
lain. Misalnya, seseorang dengan skor Dominasi tinggi dan Afiliasi rendah
mungkin cenderung menjadi pemimpin yang tegas dan kurang peduli dengan
hubungan interpersonal.
- Skor Konsistensi: Ini adalah langkah pertama dan
terpenting. Jika skor konsistensi rendah (biasanya di bawah standar
tertentu), interpretasi lebih lanjut tidak disarankan karena hasilnya
mungkin tidak akurat.
- Skor
Tinggi: Preferensi dengan skor persentil tinggi (misalnya di atas 75 atau
80) menunjukkan bahwa kebutuhan tersebut sangat menonjol pada diri Anda
dibandingkan dengan populasi umum.
- Skor
Rendah: Preferensi dengan skor persentil rendah (misalnya di bawah 25 atau
20) menunjukkan bahwa kebutuhan tersebut tidak terlalu menonjol atau
kurang penting bagi Anda.
- Kesesuaian
dengan Pekerjaan/Lingkungan: Hasil EPPS sering digunakan untuk menilai
kesesuaian individu dengan persyaratan pekerjaan atau lingkungan tertentu.
Misalnya, posisi kepemimpinan mungkin membutuhkan skor Dominasi yang
tinggi, sementara pekerjaan di bidang pelayanan mungkin membutuhkan skor
Nurturance yang tinggi.
- Tidak
Ada Jawaban "Benar" atau "Salah": Penting untuk
diingat bahwa tidak ada profil EPPS yang "baik" atau
"buruk" secara universal. Setiap profil mencerminkan keunikan
individu. Yang ada hanyalah kesesuaian dengan tuntutan situasi tertentu.
Tips
Menghadapi Psikotes EPPS
Meskipun
Anda tidak bisa "belajar" untuk EPPS seperti ujian pengetahuan, ada
beberapa tips yang bisa membantu Anda:
- Jawab
Jujur: Karena sifat tes pilihan paksa dan adanya skala konsistensi,
cobalah untuk menjawab sejujur mungkin sesuai dengan preferensi Anda yang
sebenarnya.
- Pahami
Diri Sendiri: Sebelum tes, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang Anda
hargai, apa yang memotivasi Anda, dan bagaimana Anda berinteraksi dengan
orang lain. Ini akan membantu Anda membuat pilihan yang lebih cepat dan
akurat.
- Baca Instruksi dengan Seksama: Pastikan Anda
memahami cara menjawab dan apa yang diharapkan dari Anda.
- Kelola Waktu: Meskipun tidak ada batasan waktu yang
ketat, usahakan untuk tidak terlalu lama memikirkan setiap pertanyaan.
Kesimpulan
Skoring Psikotes EPPS adalah proses kompleks yang melibatkan penghitungan nilai mentah, konversi ke persentil, dan interpretasi mendalam terhadap pola preferensi individu. Memahami teori di baliknya dan bagaimana setiap angka dikonversi menjadi sebuah profil dapat membantu Anda melihat gambaran diri yang lebih jelas dan mempersiapkan diri dengan lebih baik menghadapi tes ini. Ingat, EPPS adalah alat untuk memahami keunikan Anda, bukan untuk menilai Anda sebagai "benar" atau "salah".
Apakah Anda membutuhkan software yang membantu pekerjaan Anda dalam skoring psikotes EPPS? Temukan software psikotes EPPS di sini!
0 komentar:
Posting Komentar