Skoring Psikotes

Sabtu, 31 Mei 2025

Bedah Tuntas Skoring Psikotes EPPS: Dari Teori hingga Praktik

Psikotes menjadi salah satu tahapan krusial dalam berbagai proses seleksi, baik di dunia kerja maupun pendidikan. Salah satu alat psikotes yang sering digunakan adalah EPPS (Edwards Personal Preference Schedule). Memahami bagaimana skoring EPPS bekerja bukan hanya penting bagi psikolog atau HR, tetapi juga bagi Anda yang akan menghadapi tes ini. Artikel ini akan membedah tuntas skoring EPPS, mulai dari landasan teorinya hingga praktik interpretasinya.


Mengenal EPPS: Mengukur Preferensi Personal

Sebelum masuk ke skoring, mari kita pahami dulu apa itu EPPS. EPPS adalah instrumen psikologi yang dirancang untuk mengukur 15 kebutuhan atau preferensi personal berdasarkan teori kebutuhan Henry Murray. Preferensi ini antara lain:

  • Achievement (Prestasi): Kebutuhan untuk berprestasi, berhasil, dan mengatasi rintangan.
  • Deference (Kepatuhan): Kebutuhan untuk mengikuti, memuji, dan bekerja sama dengan orang lain.
  • Order (Keteraturan): Kebutuhan untuk teratur, rapi, dan sistematis.
  • Exhibition (Pamer): Kebutuhan untuk menarik perhatian dan menjadi pusat perhatian.
  • Autonomy (Otonomi): Kebutuhan untuk mandiri, tidak terikat, dan melakukan sesuatu sesuai keinginan sendiri.
  • Affiliation (Afiliasi): Kebutuhan untuk berteman, bersosialisasi, dan menjadi bagian dari kelompok.
  • Intraception (Introspeksi): Kebutuhan untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
  • Succorance (Mencari Pertolongan): Kebutuhan untuk menerima bantuan dan dukungan.
  • Dominance (Dominasi): Kebutuhan untuk memimpin, mempengaruhi, dan mengendalikan orang lain.
  • Abasement (Merendah): Kebutuhan untuk merasa bersalah, meminta maaf, dan menerima kritik.
  • Nurturance (Memelihara): Kebutuhan untuk membantu, merawat, dan melindungi orang lain.
  • Change (Perubahan): Kebutuhan untuk mencoba hal baru, berpetualang, dan menghindari rutinitas.
  • Endurance (Ketahanan): Kebutuhan untuk menyelesaikan tugas, gigih, dan tidak mudah menyerah.
  • Heterosexuality (Heteroseksualitas): Kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis.
  • Aggression (Agresi): Kebutuhan untuk menyerang, menentang, dan menyalahkan orang lain.

Setiap preferensi ini disajikan dalam bentuk pasangan pernyataan, di mana Anda harus memilih salah satu yang paling menggambarkan diri Anda. Ini membuat EPPS menjadi tes pilihan paksa (forced-choice), yang bertujuan untuk mengurangi bias sosial.


Teori di Balik Skoring EPPS: Nilai Mentah dan Persentil

Skoring EPPS pada dasarnya melibatkan penghitungan berapa kali Anda memilih pernyataan yang mewakili suatu kebutuhan atau preferensi. Hasilnya adalah nilai mentah (raw score) untuk setiap dari 15 preferensi tersebut. Namun, nilai mentah ini saja belum cukup untuk interpretasi.

Untuk memahami posisi nilai mentah Anda dibandingkan dengan populasi umum, nilai tersebut dikonversi ke dalam persentil. Persentil menunjukkan persentase orang dalam kelompok normatif yang memiliki skor lebih rendah atau sama dengan skor Anda. Misalnya, jika Anda mendapatkan persentil ke-75 untuk kebutuhan Prestasi, itu berarti 75% dari kelompok normatif memiliki skor Prestasi yang sama atau lebih rendah dari Anda.

Kunci penting dalam skoring EPPS adalah konsistensi. EPPS memiliki skala khusus yang disebut skala konsistensi (consistency scale). Skala ini dirancang untuk mendeteksi apakah Anda menjawab dengan jujur dan konsisten. Jika skor konsistensi Anda rendah, hasil tes Anda mungkin dianggap tidak valid. Ini karena beberapa pernyataan akan muncul lagi dalam bentuk yang sedikit berbeda, dan jika jawaban Anda berubah, itu menunjukkan inkonsistensi.


Praktik Skoring EPPS: Langkah demi Langkah

Meskipun saat ini banyak platform digital yang melakukan skoring secara otomatis, memahami proses manualnya akan membantu Anda mengapresiasi kompleksitasnya:

1.    Pengumpulan Data: Setelah Anda menyelesaikan semua pertanyaan, lembar jawaban dikumpulkan.

2.    Penghitungan Nilai Mentah: Setiap pilihan yang Anda buat dikaitkan dengan salah satu dari 15 preferensi. Sebuah kunci jawaban digunakan untuk menghitung total pilihan untuk setiap preferensi. Misalnya, jika Anda memilih 20 pernyataan yang terkait dengan Prestasi, nilai mentah Anda untuk Prestasi adalah 20.

3.    Penghitungan Skor Konsistensi: Sistem akan memeriksa pasangan pernyataan yang diulang. Setiap kali Anda memberikan jawaban yang konsisten untuk pasangan tersebut, Anda mendapatkan poin.

4.    Konversi ke Persentil: Nilai mentah dari masing-masing 15 preferensi kemudian dibandingkan dengan tabel norma yang relevan (misalnya, berdasarkan usia, jenis kelamin, atau kelompok profesional). Tabel norma ini berisi data dari populasi yang besar dan representatif. Konversi ini menghasilkan nilai persentil untuk setiap preferensi.

5.    Penyusunan Profil: Hasil skoring disajikan dalam bentuk profil grafik, di mana setiap preferensi ditunjukkan dengan batang atau titik yang mewakili skor persentilnya. Ini memudahkan untuk melihat preferensi mana yang menonjol dan mana yang rendah.


Interpretasi Hasil Skoring EPPS: Lebih dari Sekadar Angka

Interpretasi hasil skoring EPPS memerlukan keahlian dan pemahaman psikologi yang mendalam. Berikut adalah beberapa poin penting dalam interpretasi:

  • Lihat Pola, Bukan Hanya Angka Tunggal: Jangan terpaku pada satu skor persentil saja. Perhatikan bagaimana berbagai preferensi berinteraksi satu sama lain. Misalnya, seseorang dengan skor Dominasi tinggi dan Afiliasi rendah mungkin cenderung menjadi pemimpin yang tegas dan kurang peduli dengan hubungan interpersonal.
  • Skor Konsistensi: Ini adalah langkah pertama dan terpenting. Jika skor konsistensi rendah (biasanya di bawah standar tertentu), interpretasi lebih lanjut tidak disarankan karena hasilnya mungkin tidak akurat.
  • Skor Tinggi: Preferensi dengan skor persentil tinggi (misalnya di atas 75 atau 80) menunjukkan bahwa kebutuhan tersebut sangat menonjol pada diri Anda dibandingkan dengan populasi umum.
  • Skor Rendah: Preferensi dengan skor persentil rendah (misalnya di bawah 25 atau 20) menunjukkan bahwa kebutuhan tersebut tidak terlalu menonjol atau kurang penting bagi Anda.
  • Kesesuaian dengan Pekerjaan/Lingkungan: Hasil EPPS sering digunakan untuk menilai kesesuaian individu dengan persyaratan pekerjaan atau lingkungan tertentu. Misalnya, posisi kepemimpinan mungkin membutuhkan skor Dominasi yang tinggi, sementara pekerjaan di bidang pelayanan mungkin membutuhkan skor Nurturance yang tinggi.
  • Tidak Ada Jawaban "Benar" atau "Salah": Penting untuk diingat bahwa tidak ada profil EPPS yang "baik" atau "buruk" secara universal. Setiap profil mencerminkan keunikan individu. Yang ada hanyalah kesesuaian dengan tuntutan situasi tertentu.

Tips Menghadapi Psikotes EPPS

Meskipun Anda tidak bisa "belajar" untuk EPPS seperti ujian pengetahuan, ada beberapa tips yang bisa membantu Anda:

  • Jawab Jujur: Karena sifat tes pilihan paksa dan adanya skala konsistensi, cobalah untuk menjawab sejujur mungkin sesuai dengan preferensi Anda yang sebenarnya.
  • Pahami Diri Sendiri: Sebelum tes, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang Anda hargai, apa yang memotivasi Anda, dan bagaimana Anda berinteraksi dengan orang lain. Ini akan membantu Anda membuat pilihan yang lebih cepat dan akurat.
  • Baca Instruksi dengan Seksama: Pastikan Anda memahami cara menjawab dan apa yang diharapkan dari Anda.
  • Kelola Waktu: Meskipun tidak ada batasan waktu yang ketat, usahakan untuk tidak terlalu lama memikirkan setiap pertanyaan.

Kesimpulan

Skoring Psikotes EPPS adalah proses kompleks yang melibatkan penghitungan nilai mentah, konversi ke persentil, dan interpretasi mendalam terhadap pola preferensi individu. Memahami teori di baliknya dan bagaimana setiap angka dikonversi menjadi sebuah profil dapat membantu Anda melihat gambaran diri yang lebih jelas dan mempersiapkan diri dengan lebih baik menghadapi tes ini. Ingat, EPPS adalah alat untuk memahami keunikan Anda, bukan untuk menilai Anda sebagai "benar" atau "salah".

Apakah Anda membutuhkan software yang membantu pekerjaan Anda dalam skoring psikotes EPPS? Temukan software psikotes EPPS di sini! 

ads

Ditulis Oleh : Lukman Psiko Hari: 04.30 Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar