Psikotes
menjadi gerbang utama dalam proses rekrutmen atau seleksi, dan salah satu tes
yang sering digunakan adalah IST (Intelligenz Struktur Test). Tes ini dirancang
untuk mengukur berbagai aspek kemampuan intelektual seseorang. Namun, tahukah
Anda bagaimana cara IST dihitung atau di-skor?
Memahami
cara skoring IST tidak hanya penting bagi para HR atau psikolog, tetapi juga
bagi Anda yang ingin lebih memahami hasil tes psikologi. Artikel ini akan
membahas tuntas panduan skoring IST agar Anda bisa mendapatkan gambaran yang
jelas dan akurat.
Mengenal
Struktur Psikotes IST
Sebelum
masuk ke skoring, ada baiknya kita mengenal dulu struktur IST. Tes ini terdiri
dari sembilan subtes yang masing-masing mengukur kemampuan yang berbeda:
1.
SE
(Satzlückenergänzung): Melengkapi kalimat. Mengukur kemampuan berbahasa dan
logika verbal.
2.
WA (Wortauswahl): Memilih kata yang tidak
sesuai. Mengukur pemahaman
verbal dan kemampuan kategorisasi.
3. AN
(Analogien): Melengkapi analogi. Mengukur kemampuan penalaran analogis.
4.
GE
(Gemeinsamkeiten): Menemukan kesamaan. Mengukur kemampuan menemukan konsep umum
dari beberapa objek.
5. RE
(Rechnenaufgaben): Soal hitungan. Mengukur kemampuan aritmetika.
6. ZR (Zahlenreihen): Melanjutkan deret angka. Mengukur
kemampuan penalaran numerik.
7. FA
(Figurenauswahl): Memilih gambar yang berbeda. Mengukur penalaran spasial dan
kemampuan diskriminasi visual.
8. WU
(Würfelaufgaben): Soal bangun ruang. Mengukur kemampuan membayangkan objek 3D.
9. ME (Merkaufgaben): Tes daya ingat. Mengukur
memori jangka pendek.
Setiap
subtes memiliki batasan waktu pengerjaan yang ketat.
Proses
Skoring Psikotes IST: Langkah Demi Langkah
Proses
skoring IST umumnya melibatkan beberapa tahapan penting:
1.
Menghitung Jawaban Benar (Raw Score)
Langkah
pertama adalah menghitung jumlah jawaban yang benar untuk setiap subtes. Setiap
jawaban yang benar akan mendapatkan satu poin. Jawaban yang salah atau tidak
dijawab umumnya tidak mengurangi poin (tergantung pada instruksi spesifik tes,
namun ini adalah praktik standar untuk IST).
Misalnya,
jika pada subtes SE Anda menjawab benar 15 dari 20 soal, maka Raw Score (RS)
Anda untuk subtes SE adalah 15. Lakukan ini untuk kesembilan subtes.
2.
Konversi Raw Score ke Standard Score (Nilai Standar)
Raw
Score saja tidak cukup untuk menginterpretasikan hasil. Mengapa? Karena setiap subtes memiliki tingkat kesulitan
dan jumlah soal yang berbeda. Oleh karena itu, Raw Score perlu dikonversi
menjadi Standard Score (SS) atau nilai standar.
Konversi ini dilakukan menggunakan tabel norma yang telah
disediakan dalam manual IST. Tabel norma ini dibuat berdasarkan data dari
populasi yang besar dan representatif, memungkinkan perbandingan hasil individu
dengan kelompok.
Setiap tabel norma biasanya memuat rentang Raw Score yang
sesuai dengan nilai standar tertentu. Misalnya, Raw Score 15
pada subtes SE bisa jadi setara dengan Standard Score 10, sementara Raw Score 8
pada subtes RE juga bisa jadi setara dengan Standard Score 10.
Penting:
Tabel norma ini tidak sama untuk setiap negara atau kelompok usia. Pastikan
Anda menggunakan tabel norma yang relevan dengan populasi yang diuji (misalnya,
norma untuk populasi Indonesia, kelompok usia dewasa, dll.).
3.
Menghitung Total Standard Score (Gesamtwert)
Setelah
mendapatkan Standard Score untuk masing-masing subtes, langkah selanjutnya
adalah menjumlahkan seluruh Standard Score tersebut untuk mendapatkan Total
Standard Score atau yang sering disebut Gesamtwert.
Gesamtwert=SSSE+SSWA+SSAN+SSGE+SSRE+SSZR+SSFA+SSWU+SSME
Gesamtwert
ini memberikan gambaran umum tentang kemampuan intelektual seseorang secara
keseluruhan.
4.
Interpretasi Hasil Berdasarkan Kategori Intelektual
Gesamtwert kemudian diinterpretasikan menggunakan skala
kategorisasi intelektual yang juga tersedia dalam manual IST. Skala
ini mengelompokkan Gesamtwert ke dalam kategori-kategori seperti:
- Sangat
Superior
- Superior
- Rata-rata
Atas
- Rata-rata
- Rata-rata
Bawah
- Batas
Bawah
- Terbelakang
Kategori ini memberikan makna kualitatif dari skor
kuantitatif yang diperoleh. Misalnya, Gesamtwert 100 mungkin masuk dalam
kategori "Rata-rata", sementara Gesamtwert 130 mungkin masuk dalam
kategori "Superior".
Mengapa Skoring yang Akurat
Penting?
Skoring IST yang akurat sangat krusial karena:
- Dasar Pengambilan Keputusan: Hasil tes yang akurat
menjadi dasar yang valid untuk pengambilan keputusan dalam rekrutmen,
penempatan karyawan, atau bahkan pengembangan diri.
- Validitas dan Reliabilitas: Skoring yang benar
menjaga validitas (apakah tes mengukur apa yang seharusnya diukur) dan
reliabilitas (konsistensi hasil tes) dari IST.
- Kebermanfaatan Bagi Individu: Individu yang
menjalani tes dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan
dan area pengembangan diri mereka.
Tips
Tambahan untuk Skoring yang Optimal
- Gunakan
Manual Resmi: Selalu rujuk pada manual IST resmi yang diterbitkan oleh
penerbit tes. Manual ini berisi instruksi skoring yang paling akurat dan
tabel norma terbaru.
- Teliti
dan Cermat: Proses skoring membutuhkan ketelitian tinggi. Kesalahan dalam
menghitung Raw Score atau mengkonversi ke Standard Score dapat mengubah
interpretasi hasil secara signifikan.
- Perhatikan Kondisi Tes: Kondisi saat tes berlangsung
(misalnya, konsentrasi peserta, gangguan eksternal) juga dapat
mempengaruhi hasil. Ini perlu dipertimbangkan saat
interpretasi.
- Kombinasikan
dengan Data Lain: Hasil IST sebaiknya tidak menjadi satu-satunya dasar
pengambilan keputusan. Kombinasikan dengan informasi lain seperti
wawancara, riwayat kerja, atau tes lain.
Dengan
memahami cara skoring IST, Anda tidak hanya mendapatkan angka, tetapi juga
wawasan mendalam tentang kemampuan intelektual seseorang. Ini adalah langkah
penting menuju penggunaan psikotes yang lebih bijak dan efektif.
Apakah Anda ingin lebih mendalami psikotes IST? Tuliskan pertanyaan Anda di kolom komentar!
0 komentar:
Posting Komentar